Sabtu, 05 Maret 2011

PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL


PENDIDIKAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL


A. Konsep Pembangunan Sebagai Usaha Perubahan Yang Terencana
      Dalam GBHN, hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia dan masyarakat Indonesia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan global. Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya serta religius.
Pembangunan yang dilaksanankan harus bertujuan dan bertolak dari manusianya, pemabangunan yang berakar dari peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia, maka posisi manusia jelas sebagai objek dan subjek dalam pembangunan.
Manusia sebagai objek pembangunan sasarannya harus terarah pada pembangunan manusia itu sendiri (rohani) seperti : kemampuan penalaran, sikap diri, social pada lingkungan dan kemampuan berusaha. Fuad Hasan dalam Umar Tirtarhardja dkk., menyatakan “Manusia adalah makhluk yang terentang antara potensi dengan aktualisasi”. Manusia sebagai objek pembangunan diarahkan kepada kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan lingkungan secara dinamis, kreatif dan manusiawi, usaha inilah yang disebut pembangunan.

B. Peranan Manusia Dalam Pembangunan
Setiap pembangunan yang diaktualisasikan melalui pendidikan selalu berurusan dengan manusia, karena manusia yang dapat di didik dan membangun. Immanuel Kant menyatakan “Bayi bisa menjadi manusia bila berada di tengah-tengah manusia”. Oleh karena itu pembangunan harus diarahkan pada pembangunan manusianya sebagai satu-satunya makhluk di bumi ini yang dikarunia potensi untuk menyempurnakan diri walaupun tidak akan pernah tercapai.

         Dr. Emil Salim (1987) menyatakan bahwa pembangunan harus didasarkan atas prinsip moral dan memuat pokok-pokok sebagai berikut:

1. Pembangunan adalah ibadah kepada Allah SWT sehingga perkembangan setiap penglihatan dan perilaku harus bersumber pada pengabdian diri kepada Allah SWT.
2. Pembangunan memuat kegiatan mengejar kemajuan lahiriah seperti : pendidikan, kebebasan dan keadilan.
3. Dalam melaksanakan pembangunan manusia memiliki tanggung jawab selaku pengelola di muka bumi, sehingga perbuatannya dapat diperhitungkan.
4. Pembangunan tertuju pada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang memuat ciri keselarasan hubungan antara manusia dengan masyarakat lingkungannya.
5. Pembangunan adalah pembebasan diri manusia dari berbagai hambatan perbuatan manusia seperti kemiskinan, ketidak tahuan, ketidak adilan, ketidak bebasan dan ketimpangan social agar tercapai kualitas dan martabat manusia setinggi-tingginya.

C. Peranan Pendidikan Dalam Pembangunan Nasional
      Beberapa peranan pendidikan dalam Pembangunan Nasional berkenaan dengan perubahan masyarakat, pengembangan sumber daya manusia dan pemeliharaan lingkungan hidup.

1.      Peranan pendidikan dalam pembangunan pada umumnya
Peranan pendidikan terhadap pembangunan dari berbagai segi, seperti :
a. Segi sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang diarahkan kepada peserta didik upaya menjadi manusia yang memiliki kepribadian kuat dan utuh seperti memilki moral yang tinggi artinya tujuan citra manusia pendidikan adalah terwujudnya citra manusia yang menjadi sumber daya pembangunan secara manusiawi.
b. Lingkungan Pendidikan
 
Dalam lingkungan keluarga anak sebagai calon manusia pembangunan harus ditempa dengan baik tentang keterampilan, etika dan moral serta nilai-nilai agama. Hal ini merupakan landasan yang sangat diperlukan dalam pembangunan.

c. Lingkungan Sekolah

Dalam pendidikan formal (sekolah) peserta didik dibekali beberapa keterampilan dan pengetahuan sebagai bekal untuk kemampuan kerja, bekal ini merupakan sarana penunjang pembangunan dalam berbagai bidang.

d. Lingkungan Masyrakat

Di lingkungan masyarakat peserta didik memperoleh bekal praktis dalam berbagai jenis pekerjaan, khususnya bagi yang tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, hal ini bertalian erat dengan perkembangan sector swasta dalam masyarakat sehingga mampu menunjang pembangunan.

e. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi memberikan bekal bagi peserta didik secara terus menerus sekaligus merupakan basis pendidikan yang berkualitas.

Pengembangan system pendidikan nasional merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan wawasan nusantara yang mencakup perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, social budaya, ekonomi serta pertahanan dan keamanan.
Oleh karena itu pembangunan tidak terbatas pada pembangunan ekonomi dan industri semata tetapi meliputi upaya-upaya yang beragam sesuai dengan keanekaragaman masalah dan rintangan kebutuhan suatu masyarakat.



2. Peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia
Peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia diantaranya :
a. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
b. Membangun manusia sebagai pelaksanan transformasi.
c. Membina manusia menjadi tenaga produktif.
d. Membentuk kepribadian yang berorientasi kepada prestasi.
e. Memperhitungkan dimensi sumber daya manusia dan pengembangan lapangan kerja.
f. Merubah pola pikir masyarakat yang masih pada taraf rendah.

3. Peranan pendidikan dalam pemeliharaan lingkungan hidup
Secara umum yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala benda, kondisi, keadaan yang mempengaruhi kehidupan makhluk, termasuk manusia. Untuk itu lingkungan hidup perlu ditata dan dimanfaatkan dengan penuh perhitungan agar dapat membawa makna bagi manusia sebagai pengelola sekaligus yang menikmati hasil lingkungan hidup itu sendiri.

Peranan pendidikan dalam pembangunan lingkungan hidup, sbb:
a. Memberi arahan pada manusia bahwa memelihara, mengelola dan melestarikan lingkungan hidup adalah suatu keharusan.
b. Memberikan bimbingan bahwa pengendalian alam harus bersifat rasional dan tidak merusak tata lingkungan hidup manusia.
c. Supaya pembangunan yang dilaksanakan dapat menjaga keseimbangan dan pembinaan ekosistem.
d. Untuk mengolah sumber daya alam manusia dapat memberikan manfaat bagi manusia.
e. Untuk menyelaraskan antara kebutuhan manusia dengan daya dukung alam yang ada.
f. Membudayakan pola hidup yang serasi dengan ekosistemnya.



ANTROPOLOGI SOSIAL II


MAKNA ANTROPOLOGI SOSIAL
1. Pengertian antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal.
 Definisi Antropologi menurut para ahli
  • William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
  • David Hunter:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
  • Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Dengan, demikain antropologi merupakan hal yang mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia.Dapat dilihat dari perkembang pada masa saat ini, yang merupakan salah dari fenomena- fenomena yang terjadi ditengah- tengah masyarakat sekarang ini.
Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata antropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu atau stud. Secara harafiah antropologi berarti lmu atau studi tentang manusia antropologi mempelajari manusia sebagai mahkluk biologis, dan sebagai makhluk social.
Ada beberapa definisi mengenai antropologi antara lain:
a. Keesing (1981) , Antropologi adalah kajian tentang manusia.
b. Haviland (1985), Antropologi adalah studi tentang manusia dan perilakunya dan   melaluinya dibeperoleh pengertian lengkap tentang keanekaragaman manusia.
c. Kamus Antropologi dan Ariyono Suyono (1985), Antropologi adalah suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik, kepribadian, masyarakat serta kebudayaannya.
d. Koentjaraningrat (1990), Ilmu antropologi memperhatikan lima masalah mengenai makhluk hidup yaitu :
1. Masalah Perkembangan manusia sebagai makhluk biologis
2. Masalah sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia, dipandang dari sudut cirri-ciri tubuhnya.
3. Masalah sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai macam bahasa di seluruh dunia.
4. Masalah persebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia di seluruh dunia.
5. Masalah dasar-dasar dan aneka warna kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat-masyarakat dan suku bangsa yang tersebar di seluruh bumi pada zaman sekarang ini.

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia, dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
William A. Haviland Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
David Hunter Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
Koentjaraningrat Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan






DEFINISI SOSIAL

Definisi Sosial dapat berarti kemasyarakatan. Sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Kehadiran itu bisa nyata anda lihat dan anda rasakan, namun juga bisa hanya dalam bentuk imajinasi. Setiap anda bertemu orang meskipun hanya melihat atau mendengarnya saja, itu termasuk situasi sosial. Begitu juga ketika anda sedang menelpon, atau chatting (ngobrol) melalui internet. Pun bahkan setiap kali anda membayangkan adanya orang lain, misalkan melamunkan pacar, mengingat ibu bapa, menulis surat pada teman, membayangkan bermain sepakbola bersama, mengenang tingkah laku buruk di depan orang, semuanya itu termasuk sosial. Sekarang, coba anda ingat-ingat situasi dimana anda betul-betul sendirian. Pada saat itu anda tidak sedang dalam pengaruh siapapun. Bisa dipastikan anda akan mengalami kesulitan menemukan situasinya. Jadi, memang benar kata Aristoteles, sang filsuf Yunani, tatkala mengatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial, karena hampir semua aspek kehidupan manusia berada dalam situasi sosial.
Apakah tindakan sosial?Tindakan sosial adalah bagian dari perilaku sosial. Oleh sebab itu mula-mula harus didefinisikan dulu apa yang dimaksud dengan perilaku sosial. Perilaku sosial adalah perilaku yang terjadi dalam situasi sosial, yakni bagaimana orang berpikir, merasa dan bertindak karena kehadiran orang lain. Pertama, berpikir dalam situasi sosial. Apa yang anda pikirkan ketika bertemu seseorang bertubuh tinggi besar, berewokan, berkulit hitam legam, bermantel tebal? Apa yang anda pikirkan saat kekasih anda mengingkari janji? Apa yang anda pikirkan saat teman anda mendapatkan promosi kenaikan jabatan? Apapun yang ada dalam benak anda , anda pasti memikirkan!
Kedua, merasa dalam situasi sosial. Harus diakui, sebagian besar situasi sosial melibatkan perasaan. Coba anda bayangkan kembali perasaan anda saat berda dalam situasi sosial tetentu. Apa yang anda rasakan saat membayangkan sang kekasih? Apa yang anda rasakan saat menyaksikan pembunuhan sadis? Apa yang anda rasakan saat bertemu dengan orang yang pernah mencelakai anda?
Ketiga, bertindak dalam situasi sosial. Inilah langkah kongkret anda yang bisa dilihat orang lain dalam situasi sosial. Mungkin anda menolong orang yang jatuh dari sepeda motor. Mungkin anda mengajak bersalaman dan berkenalan dengan orang yang baru anda temui. Mungkin anda memaki orang yang menyusahkan anda. Mungkin anda menyebarkan kebohongan. Mungkin anda mendatangi undangan pernikahan, atau yang lainnya. Sangat beragam bentuk-bentuk tindakan sosial manusia.
Tindakan sosial sangat dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan atau emosi. Tidak ada tindakan sosial yang terjadi tanpa pengaruh keduanya. Oleh karena itu, meskipun buku ini khusus membahas tindakan sosial manusia, baik pikiran maupun emosi yang mempengaruhi tindakan sosial juga akan dikupas secara berbarengan. Apakah situasi-situasi sosial manusia?
Apa yang dimaksud sosial telah dibahas diatas, yakni adanya kehadiran orang lain baik secara nyata maupun imajiner. Jika lebih diperinci, maka terdapat sekurangnya empat bentuk situasi sosial. Pertama, adanya kehadiran orang lain yang dapat diindra namun tanpa interaksi. Misalnya anda pergi ke perpustakaan. Disana duduk seseorang yang sedang membaca sendirian. Pada saat itu tidak ada interaksi apapun. Si dia bahkan mungkin tidak menyadari kalau anda ada disana. Namun sepanjang anda menyadari kehadirannya, maka itu disebut situasi sosial karena kehadiran orang itu secara otomatis telah mempengaruhi anda. Sebelumnya anda merasa sendirian, lalu anda tidak lagi merasa sendirian. Boleh jadi anda juga membuat penilaian tentangnya berdasarkan penampilannya. Mungkin anda menilainya kutu buku jika berkacamata tebal dan tekun di depan buku.
Banyak situasi sosial terjadi tanpa interaksi seperti diatas, namun pengaruhnya nyata bagi anda. Anda melihat orang naik mobil ngebut di jalan raya, anda lantas memaki dalam hati. Anda melihat pengemis di kejauhan, anda lantas merasa kasihan padanya. Anda mendengar ada suami istri bertengkar dijalan, lantas anda menyimpulkan mereka bukan pasangan berbahagia.
Kedua, adanya kehadiran orang lain yang dapat diindra dan ada interaksi dengannya. Istilah lainnya adalah interaksi sosial. Misalnya anda saling melambaikan tangan atau mengklakson pada seseorang yang naik motor berplat daerah sama. Anda mengobrol bersama orang lain. Anda bermain sepak bola bersama tim. Anda menghadiri pesta, dan lainnya. Umumnya orang menganggap yang dimaksud situasi sosial adalah hanya interaksi sosial ini, meski tentu saja interaksi sosial hanyalah bagian dari situasi sosial.
Ketiga, imajinasi akan adanya kehadiran orang lain. Termasuk dalam tipe ini adalah jika anda melamunkan kekasih, membayangkan sedang berada dirumah bersama saudara, atau mengingat kenangan-kenangan anda bersama seseorang atau kelompok orang. Pendek kata, semua lamunan, khayalan dan ingatan tentang orang lain yang mempengaruhi anda tercakup didalamnya.
Bagaimana dengan mimpi? Dalam mimpi seseorang mengingat atau mengkhayalkan seseorang. Namun demikian, mimpi tidak bisa dimasukkan dalam kategori sosial karena merupakan keadaan tidak sadar. Anda tidak bisa memprogram untuk mimpi persis seperti yang anda inginkan layaknya memutar video.
Keempat, adanya kehadiran orang lain melalui media tertentu yang anda ketahui dan kehadirannya mempengaruhi anda. Misalnya anda membaca surat dari ayah anda, lantas anda menangis. Anda melihat berita pesawat garuda terbakar hebat di Jogja, lalu berpendapat naik pesawat tidak aman. Anda mendengar berita pemerkosaan lantas anda mengira-ngira pelakunya. Anda membaca di koran bahwa Dewi Yul bercerai, lantas anda menduga-duga sebabnya. Banyak sekali situasi sosial terjadi dalam tipe ini. Apakah yang dimaksud interaksi sosial?
Interaksi sosial adalah keadaan dimana seseorang melakukan hubungan saling berbalas respon dengan orang lain. Aktivitas interaksinya beragam, mulai dari saling melempar senyum, saling melambaikan tangan dan berjabat tangan, mengobrol, sampai bersaing dalam olahraga. Termasuk dalam interaksi sosial adalah chatting di internet dan bertelpon atau saling sms karena ada balas respon antara minimal dua orang didalamnya.
Berdasarkan sifat interaksi antara pelakunya, interaksi sosial dibedakan menjadi dua, yakni interaksi yang bersifat akrab atau pribadi dan interaksi yang bersifat non-personal atau tidak akrab. Dalam interaksi sosial akrab terdapat derajat keakraban yang tinggi dan adanya ikatan erat antar pelakunya. Hal itu mencakup interaksi antara orangtua dan anaknya yang saling menyayangi, interaksi antara sepasang kekasih, interaksi antara suami dengan istri, atau interaksi antar teman dekat dan saudara.
Sebagian besar interaksi sosial manusia adalah interaksi sosial tidak akrab. Umumnya interaksi dalam situasi kerja adalah interaksi tidak akrab. Termasuk juga ketika anda mengobrol dengan orang yang baru saja anda kenal, interaksi antar sesama penonton sepakbola di stadion, interaksi dalam wawancara kerja, interaksi antara penjual dan pembeli, dan sebagainya.















PENGERTIAN ANTROPOLOGI SOSIAL
Dari defenisi antropologi dan social diatas dapat ditarik kesimpulan apa yang dimaksud dengan antropologi social itu sendiri yaitu sebagai berikut:
Antropologi social adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia. Yang  menghadirkan orang lain baik secara nyata maupun imajiner dalam etnis kebudayaan tertentu.











DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi (Browsing tanggal 17 Februari 2011)
http://definisi.net/story.php?title=sosial (Brousing tanggal 17 Februari 2011)

ANTROPOLOGI SOSIAL


PERMULAAN TEORI
Antropologi social merupakan suatu disiplin ilmu baru di universitas. Subjek ini bermula dari spekulasi yang paling awal dilakukan oleh manusia, karena dimanapun dan kapanpun manusia senantiasa mengembangkan teori-teori bentuk-bentuk masyarakat. Antropologi social berkembangpada abad ke-18 pada zaman enlightenment dan sepanjang sejarah hingga saat ini masih terlihat.
Di prancis sejarah antropologi social berawal dari tokoh Montesquieu (1689-1755), dalam bukunya De L’Esprit des Lois (1748) menyatakan “ segala aspek yang terdapat dalam masyarakat dan sekitarnya, dari segi fungsi mempunyai hubungan dengan masalah lainnya. Seseorang dapat memahami hokum internasional, konstitusi, criminal dan peraturan umum dengan mempertimbangkan hubungan antara perkara tersebut dan hubungannya dengan lingkungan alam fisik suatu kelompok manusia yang mempunyai perekonomian, penduduk, kepercayaan, adat istiadat, tata susila dan tingkah laku. Jadi tujuannya adalah untuk meneliti semua hubungan yang telah terbentuk yang dinamakan Spirit of the Laws.
Montesquieu menggunakan kata “undang-undang” maksudnya adalah hubungan penting yang ditimbulkan oleh keadaan benda, yaitu keadaan yang memungkinkan masyarakat secara keseluruhan atau jenis-jenis masyarakat tertentu itu wujud. Montesquieu membedakan “Bentuk” adalah perkara-perkara yang menyebabkan ia berbeda dalam keadaannya yang sekarang. “Prinsip” adalah hal-hal yang memungkinan ia berfungsi. Bentuk merupakan struktur sedangkan prinsip merupakan kehendak manusia yang memungkinkan struktur berfungsi. Maksudnya Montesquieu  telah membrdakan antara struktur social dengan system nilai yang berfungsi didalam struktur tersebut.
Saint Simon mengemukakan hubungan social dapat dibandingkan dengan hubungan organic dalam fisiologi. Para ilmuwanharus menganalisa fakta bukan konsep dalam kajian mereka. Auguste Comte (1798-1857) sebagai pengikut Saint Simon yang akhirnya memiliki pemikiran yang berbeda dengannya. Saint Simon menanamkan disiplin ilmu kemasyarakatan yang baru dirancang sebagai “Sosiologi”. Aliran Rasinalisme falsafah prancis yang diwujudkan oleh penulis telah mempengaruhi bidang antropologi Inggris dengan begitu kuat.
Tokoh utama di Britania Raya adalah para ahli falsafah moral bangsa skotlandia. Diantaranya ialah David Hume (1711-1776)dan Adam Smith (1723-1790). Akan tetapi karya mereka kurang mendapat tempat saat sekarang ini. Mereka berpegang teguh pada konsep masyarakat adalah system yang bersifat alamiah, maksudnya adalah masyarakat diwujudkan oleh kontrak social. Dari sinilah mereka membahas mengenai moral, agama, keadilan dan hal-hal yang bersifat alami lainnya.
Masyarakat dianggap sebagai system atau organism alami masyarakat harus dikaji secara empiris dan induktif bukan melalui metoda rasiolisme Cartesian. Para ahli falsafah berkeyakinan teguh mengenai perkembangan yang tidak terbatas yang dapat dicapai oleh manusia, yang dinamakan dengan pembangunan dan kesempurnaan serta mengenai undang-undang pembangunan. Untuk mempengaruhi undang-undang ini digunakan kaidah metode perbandingan. Keidah ini berimplikasi kepada manusia, kapan dan dimanapun adalah sama. Melalui suatu jalan dan tingkat yang sama dalam proses yang gradual tetapi terus maju kea rah kesempurnaan walaupun ada di antara mereka yang bergerak perlahan dari arah yang lain.
Dugald Stewert menamakan tatacara ini sebagai sejarah teori (Conjectural). Merupakan suatu bentuk falsafah sejarah yang mencoba untuk memisahkan arah aliran dan kecendrungan umum serta menganggap setiap peristiwa khusus sebagai suatu yang secara kebetulan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Lord Kames, “Kita harus merasa puas dengan mengumpulkan bahan undang-undang dari Negara yang berbeda. Jika fakta dan data ini disatukan sebagai suatu system sebab dan akibat yang tetap, kita dapat merumuskan secara rasional bahwa kemajuan adalah sama bagi semua Negara diseluruh dunia, setidaknya dalam keadaan yang penting, karena hubungan ataupun keadaan pribadi seseorang atau suatu pemerintah senantiasa akan mewujudkan sesuatu yang aneh”.
Ilmu yang ingin diungkapkan oleh para ahli falsafah adalah suatu ilmu normative yang bertujuan untuk menciptakan suatu struktur etika duniawi berdasarkan pengkajian mengenai keadaan manusia secara alamiah dalam masyarakat. Dalam spekulasi abad ke-18 telah terdapat bahan bagi semua teori antropologi untuk abad berikutnya hingga saat ini. Termasuk penekanan terhadap institusi, asumsi bahwa masyarakat manusia merupakan system yang bersifat alam, desakan supaya pengkajian bersifat empiris dan induktif yang dimaksudkan untuk menciptakan dan merumuskan prinsip atau hokum yang universal terutama dari segi tingkat perkembangan yang dicapai oleh manusia yang dapat diterapkan melalui penggunaan metoda perbandingan sejarah yang tujuan akhirnya adalah penentuan etika ilmiah.
J. F. McLennan (1827-1881), berpendapat bahwa manusia pada tingkat awal adalah bentuk perzinahan, walaupun terdapat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa mereka pada mulanya tinggal diperkampungan kelompok matrilinear dan kelompok kecil dengan lambing kesukuan yang mengamalkan pengorbanan darah. Karya yang paling kompleks dan paling fantastic mengenai metode perbandingan dihasilkan oleh ahli hokum Amerika yaitu L. H. Morgan (1818-1881) berpendapat bahwa terdapat tidak kurang dari 15 tingkat perkembangan perkawinan dan keluarga dalam sesuatu masyarakat. Tingkatan ini bermula dari perzinahan dan berakhir dengan perkawinan monogamy dan bentuk keluarga yang dihasilkan oleh budaya barat.
Pembahasan agama oleh ahli antropologi pada abad ke-19, tujuan dan metodanya sama dengan penelitian asal-usul keluarga. menurut Sir Edward Tylor (1832-1917) “semua kepercayaan dan pemujaan agama berkembang dari kesimpulan-kesimpulan yang salah yaitu dari perhatian terhadap fenomena seperti mimpi, khayalan, penyakit, penglihatan, bangun dan tidur, hidup dan mati”. Sir James Frazer (1854-1941) mengemukakan 3 tingkatan perkembangan yang dilalui oleh masyarakat yaitu magis, agama dan ilmu pengetahuan.
Pada akhir abad ke-19 para ahli antropologi mulai mengklasifikasikan masyarakat berdasarkan struktur social bukan kebudayaan, sebagai langkah pertama yang penting dalam usaha untuk membuat kajian secara perbandingan yang berfaedah.